Gedung Kesenian Sobokartti Semarang
Gedung Kesenian Sobokartti tempat berkesian yang ada sejak zaman kolonial Belanda, hingga masih eksis sampai sekarang.
TRIBUNJATENGWIKI. COM, SEMARANG - Kemajuan pariwisata Kota Semarang tak lepas dari adanya beragam kebudayaan dan kesenian, yang menghiasi era moderen di sekitar masyarakat.
Satu di antara tempat berkesian yang ada sejak zaman kolonial Belanda, hingga masih eksis sampai sekarang yakni Gedung Kesenian Sobokartti atau akrab dengan sebutan Gedung Sobokartti.
Dari tempat inilah, para pelaku kesenian tradisional Jawa hadir dan berkembang menghidupi kebudayaan Jawa, di tengah ke moderenan zaman yang semakin pesat.
Sejarah Singkat
Berdirinya Gedung Sobokartti tak terlepas dari dua tokoh, yakni Pangeran Prangwadana atau KGPAA Mangkunagoro VII dan Thomas Karsten, seorang arsitek perencana kota yang memiliki perhatian besar terhadap budaya Jawa.
Sekitar abad ke-20, tepatnya tahun 1920 dibangunlah Gedung kesenian dengan nama lengkap Volkstheater Sobokartti, dan diresmikan sekitar tahun 1929.
Sedikit istilah terkait nama Sobokartti diambil dari dua kata Sobo dan Kartti.
Sobo atau Paseban bermakna tempat, sementara Kartti yaitu karya, tempat berkarya.

Dengan luas mencapai 2600 meter persegi, Sobokartti hadir di masyarakat sebagai gedung pertunjukkan serta tempat seniman mengekspresikan diri melalui beragam seni tradisional Jawa.
Tanggal 4 Februari 1992, Gedung Sobokartti ditetapkan sebagai cagar budaya berdasarkan Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Semarang Nomor 646/50, tentang Konservasi Bangunan-Bangunan Kuno atau Bersejarah di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang.